Selasa, 24 Maret 2009

Makna Filosofis suatu Hubungan Kerja

Sebuah catatan dalam membangun hubungan industrial yang harmonis, dinamis dan berkeadilan bagi pertumbuhan usaha yang berkesinambungan.

Hubungan Kerja
Suatu hubungan kerja adalah hubungan yang timbul antara dua belah pihak yang memenuhi persyaratan tertentu yang dilindungi dan mengacu kepada Undang-undang. Hubungan kerja terjadi karena adanya perjanjian kerja antara pengusaha dan pekerja/buruh.
Hubungan kerja tersebut sebagaimana dimaksud Pasal 54 UU No. 13 Tahun 2003, dibuat dalam bentuk perjanjian kerja tertulis yang sekurang-kurangnya memuat
a. nama, alamat perusahaan, dan jenis usaha;
b. nama, jenis kelamin, umur, dan alamat pekerja/buruh;
c. jabatan atau jenis pekerjaan;
d. tempat pekerjaan;
e. besarnya upah dan cara pembayarannya;
f. syaratsyarat kerja yang memuat hak dan kewajiban pengusaha dan pekerja/buruh;
g. mulai dan jangka waktu berlakunya perjanjian kerja;
h. tempat dan tanggal perjanjian kerja dibuat; dan
i. tanda tangan para pihak dalam perjanjian kerja.
Dari sembilan unsur diatas bisa dirasakan filosofi hubungan kerja adalah hubungan memberi dan menerima antara duabelah pihak. Karena berhubungan dengan produktifitas nasional dan pembangunan, maka negara menghargainya dengan mengaturnya melalui perangkat Undang undang, antara lain:
1. Undang-undang No 21 Tahun 2000 tentang Serikat Bekerja, yang meratifikasi konvensi Badan Tenaga Kerja Internasional (ILO) dibawah PBB tentang Kebebasan Berserikat sebagai hak dasar setiap manusia.
2. Undang-undang No 13 Tentang Ketenagakerjaan, yang bertujuan untuk melindungi nilai-nilai luhur dari suatu hubungan kerja dalam kerangka hubungan industrial yang harmonis dinamis dan berkeadilan.
3. Undang-undang No 2 Tahun 2004 Tentang Pengadilan Hubungan Industrial, yang bertujuan memberikan kekuatan hukum bagi penyelesaian secara adil setiap perselisihan yang muncul akibat kesalahan yang terjadi dalam hubungan kerja.
Jelaslah hubungan kerja adalah hubungan yang sangat manusiawi dan didasari pada niat yang luhur antara duabelah pihak yang saling membutuhkan.

Siklus Hubungan Kerja

Pada dasarnya terdapat tiga jenis siklus dalam suatu hubungan kerja yang sangat menentukan bagaimana bentuk sesungguhnya dan bagaimana kesudahannya suatu hubungan kerja sebagai berikut:
1. Siklus Positif Hubungan Kerja
Setiap pekerja berkepentingan untuk mengembangkan dirinya sesuai kemampuan, minat dan bakatnya. Mengapa pekerja ingin mengembangkan diri?
Sesuai dengan prinsip dasar suatu hubungan kerja yang berhubungan secara sebab akibat, pekerja mengembangkan dirinya supaya bisa bekerja dengan lebih baik lagi sehingga bisa mendapatkan lebih baik pula bagi peningkatan kesejahteraannya.
Pada prinsipnya keinginan pekerja untuk mengembangkan profesionalisme dengan menjadikan diri lebih baik akan bermanfaat bagi dirinya dan perusahaan tempat dia bekerja.
Perusahaan menghargai pekerja yang meningkatkan kontribusinya ke perusahaan secara kuantitas maupun kualitas. Penghargaan tersebut diantaranya diberikan dalam bentuk peningkatan kesejahteraan pekerja yang berpengaruh meningkatkan motivasi pekerja untuk terus memperbaiki kinerjanya. Kondisi tersebut dinamakan dengan Siklus Positif Hubungan Kerja yang menguntungkan bagi kedua belah pihak.
Masalah mendasar selama ini adalah dalam hal komunikasi. Apakah sudah terdapat komunikasi yang baik antara keduabelah pihak dalam menyatukan visi dan misinya dan mengaktualisasikan dalam bentuk siklus positif? Jika tidak maka putaran siklus suatu hubungan kerja akan mengarah kepada stagnan atau negatif.
2. Stagnan
Kondisi dimana perusahaan memikirkan untuk mengganti tenaga kerja yang lama dengan yang baru tamat (fresh graduate), dengan pertimbangan resiko beban perusahaan karena upah pekerja lama yang cenderung naik seiring masa kerja sedangkan nilai produksinya sama saja dengan pekerja baru. Demikian siklus itu berputar terus menerus dengan nilai sdm yang tetap sama secara kualitas. Siklus ini disebut stagnan.
3. Siklus Negatif
Kondisi dimana pengusaha merasa bahwa usahanya tidak mungkin berkembang dan mulai memikirkan untuk tidak memperpanjang kontrak kerja serta mengalihkan sektor usaha ke sektor finansialisasi yang sama sekali tidak berhubungan dengan bidang produksi dan tenaga kerja dengan keuntungan yang lebih jelas. Contoh: investasi dengan membeli Surat utang negara (SUN), saham, dll.
Akibatnya akan sangat terasa bagi seluruh tenaga kerja produktif yang kehilangan lapangan kerja. Keadaan ini biasanya terjadi pada masa-masa maraknya demonstrasi kaum buruh, seperti saat diterbitkannya suatu kebijakan pemerintah mengenai ketenagakerjaan atau saat penetapan upah minimum yang biasanya terjadi di awal dan akhir tahun. Keadaan ini dinamakan siklus negatif hubungan kerja.
Pengembangan profesionalisme pekerja merupakan langkah kongkrit menghindari siklus stagnan dan siklus negatif. Pekerja yang berinisiatif untuk bisa lebih baik lagi dari sebelumnya akan membuat perusahaan berusaha mempertahankannya dan menghargainya karena berkontribusi positif bagi pengembangan usaha. Pengusaha juga akan semakin yakin untuk mempertahankan usaha seiring keyakinannya akan pertumbuhan usaha yang terlihat dari keuntungan yang semakin meningkat, sehingga wajar pula bagi pengusaha untuk meningkatkan kesejahteraan pekerjanya.
Bagaimana menurut pendapat Anda? Silakan sampaikan opini anda atau Anda ingin membangun siklus positif dengan Logic Simulation System? silakan menjadi member di http://optimalfungsihrstrategy.blogspot.com/ (zbu 23/03/09).

Rabu, 11 Maret 2009

Makna Maulid makna Khalifah Sejati seorang Agen Perubahan


Maka katakan ”finish” di pemilu nanti bagi caleg dan capres yang tidak menunjukkan karakter khalifah sejati wujud nyata keteladanan bukan akal-akalan mendongkrak image semu tak ada isi.


Ada yang istimewa dirasakan dalam suasana maulid nabi Muhammmad SAW tahun 2009 ini melihat antusiasnya pemberitaan di TV yang agak sedikit beda dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Luar biasa mengikuti acara editorial Metro TV melihat telpon tak henti dari pemirsa yang hampir semua terlihat memahami kebesaran Rasulullah termasuk dari non muslim yang mengagumi konsep masyarakat madani beliau yaitu mereka yang diataslah yang mengangkat yang dibawah untuk bersama di garis tengah (madani) bukan sebaliknya. Konsep ini dipakai Obama dengan istilah balancing-nya. Ini mengingatkan saya pada sindiran lagunya mbah Surip di Taman Ismail Marzuki tentang realita politik kita; ”Ta’ Gendong Kemana-mana” yang menggambarkan mirisnya nasib rakyat yang disuruh mendukung pemimpinnya.

Konsep leadership Rasulullah yang selalu mengedepankan kepentingan orang banyak tanpa membedakan suku ras agama dan golongan menghasilkan buah yang tak kunjung habis dipetik sampai kini, sehingga wajar jika beliau dipilih oleh media barat sebagai tokoh nomor satu sepanjang masa yang paling berpengaruh di dunia.

Gelar pemimpin yang memberi rahmat pada alam semesta (rahmatan lil alamin) juga ditujukan pada siapa saja yang mau menyandang gelar khalifah di muka bumi siapapun dia (tanpa harus ikut jadi caleg atau capres) dialah pemimpin di semesta alam bukan lagi sebatas negeri. Syarat jadi leader sejati tersebut sederhana saja yakni paham makna tinggi rendahnya kedudukan seseorang dilihat dari besar kecil manfaatnya bagi masyarakat dan mengamalkan pemahaman tersebut.

Keteladanan yang lain adalah bahwa kekayaan bukan dilihat dari apa yang dimiliki saat ini. Rasulullah sangat kaya raya namun hartanya hanya mampir sesaat untuk diteruskan kepada fakir miskin. Apakah logika ekonomi berlaku disini? Bagaimana mungkin orang bisa kaya jika tidak menabung dan menumpuknya di bank-bank (saving)?

Kuncinya hanya satu (bak emas 24 karat) yang murni terbersit dihati hanyalah keyakinan penuh bahwa ”apapun keadaan saya saat ini.... sungguh ini adalah saat terindah dalam hidup saya... dalam nikmat anugerah yang tak terhitung besarnya... yang takkan henti saya syukuri....” Hal inilah yang membuat sang pemimpin menjadi sangat kaya raya dalam makna filosofi sekaligus makna harfiah. Pemimpin begini takkan tahu bagaimana cara korupsi menambah pundi-pundi.

Itulah yang membedakan khalifah atau pemimpin sejati dengan pemimpin biasa. Baginya tak lagi hitungan dunia yang dapat memaksanya bersandiwara. Semua di dirinya adalah cukup sehingga tak lagi butuh dipuji dan tak lagi butuh didanai justru puji dan dana yang mengejar dan mengikut kepadanya.

Maka katakan ”finish” di pemilu nanti bagi caleg dan capres yang tidak menunjukkan karakter khalifah sejati. Kita butuh wujud nyata keteladanan bukan akal-akalan mendongkrak image yang semu tak ada isi. Wujud pemimpin sejati itu bisa dirasakan dari manfaat keberadaannya yang berguna bagi semua. Apakah selama ini sikap dan tindakannya sudah memihak pada rakyat banyak sehingga pantas mendapatkan suara rakyat banyak?

Keteladanan Rasulullah menggulirkan banyak tokoh besar yang mengukir sejarah kebaikan pada jamannya. Tokoh-tokoh tersebut tersimpul dalam makna membangun dan mengembangkan lingkungan yang mengarah pada karakter dasar change agent dalam developmental organization, suatu konsep organisasi yang disebut beyond learning organization. Bagaimana menurut Anda? Apakah Anda setuju kita butuh khalifah sejati untuk memperbaiki organisasi baik dalam skala besar negara RI dan skala kecil perusahaan tempat kita menjemput rejeki? Beri masukan Anda di http://optimalfungsihrstrategy.blogspot.com/ (zbu 10/03/09).

Selasa, 03 Maret 2009

Profesionalisme seorang Mourinho


Bagi penggemar sepakbola liga dunia nama Mourinho sebagai pelatih top tentu tidak asing lagi. Beberapa hal yang bisa disaksikan disetiap pertandingan timnya adalah:
1. Terlihat ekspresi total seorang mourinho yang dapat mempengaruhi sikap total seluruh pemainnya.
2. Terlihat ekspresinya yang fokus saat mengamati jalannya pertandingan
3. Terlihat ekspresinya menahankan rasa sakit saat melihat suatu kegagalan dalam tim. Ekspresi seorang yang menerima dengan total rasa sakit itu tanpa menghindarinya.
4. Terlihat betapa kuat seorang mourinho memegang komitmen setelah dia menyatakan bersedia mengemban tugas diantaranya:
a. Total mencari cara terbaik bagi tim untuk menang
b. Total hanya fokus pada yang terbaik bagi tim bagai obsesi yang tak putus walau digoda pers untuk hal lain.
Seluruh sikap profesionalismenya terbukti berhasil meningkatkan kemampuannya dan kemampuan anak asuhnya di tim (termasuk si pembangkang Adriano) dan sudah jelas untuk saat ini totalitas profesionalisme mourinho akan menentramkan hati siapa saja penyandang dana bagi timnya.
Kesan yang sampai adalah Mourinho membela timnya dengan seluruh jiwa dan raga
Pertanyaan kunci apakah mourinho seorang profesional sejati?
Jawabannya iya kalau yang dia bela adalah murni kepentingan timnya bukan dirinya atau pimpinan maupun pemilik tim atau siapa saja yang berkuasa atas dirinya dalam tim.
Begitulah dilema profesionalime. Pertanyaan kuncinya tetap sama apakah membela kepentingan perorangan atau membela kepentingan bersama. Indikator dasarnya adalah kode etik yang mengacu pada nilai-nilai filosofi dasar dibentuknya suatu organisasi yang dituangkan dalam visi misi atau AD/ART.
Atasan atau pimpinan maupun pemilik atau siapa saja yang berkuasa atas diri adalah bagian dari organisasi yang juga harus mengacu kepada nilai-nilai yang ada dalam organisasi sebagai azaz tertinggi yang harus dijadikan pedoman bagi seluruh anggota organisasi.
Tantangan profesionalisme dalam bentuk benturan kepentingan ini hanya bisa dilewati dengan membangun organisasi yang transparan dan acoountable yang hanya bisa dibangun oleh organisasi yang sistematis dalam sistem kerjanya.
Memang tidak semua organisasi yang gagal disebabkan orangnya tidak profesional, namun suatu organisasi yang berisikan orang-orang yang tidak profesional sudah bisa dipastikan akan menemui kegagalan atau setidaknya akan berubah menuju bentuk sejatinya.
Keberhasilan organisasi sangat tergantung pada profesionalisme anggotanya. Melihat prestasi dari setiap tim yang diasuhnya pantas kiranya Mourinho diakui sebagai seorang profesional sejati.
Bagaimana menurut anda? Silakan berbagi buah pikiran di http://optimalfungsihrstrategy.blogspot.com/ (zbu02/02/09).