Sabtu, 17 Januari 2009

Hal Unik dari LSS dan Tantangan Pengembangannya

Jumat malam 11 Agustus 2007, Metro TV menampilkan diskusi tentang pajak. Pada kesempatan tersebut Dirjen Pajak Darmin Nasution mengatakan jurus pamungkasnya yaitu program komputer untuk mengadu data pembayar dengan data masuk ke sistem secara cepat dan mudah, sehingga dapat diatasi masalah kesalahan data pajak. Tidak disampaikan secara spesifik bagaimana sistem tersebut dapat meningkatkan efisiensi penerimaan pajak.
Lima tahun yang lalu untuk masalah pajak LSS menemukan ide agar dilakukan pengendalian katup-katup informasi seluruh media yang menyentuh masyarakat secara interaktif sehingga wajib pajak dapat melihat aliran dana yang dibayarkannya kepada negara. Hal ini akan mengunci peluang penggelapan pajak dan meningkatkan motivasi para wajib pajak. Dalam masalah ini LSS mengejar esensinya, bahwa user yang dilayani adalah pembayar pajak bukan pemungut pajak. Pembayar pajak harus bisa diyakinkan bahwa apa yang dibayarnya benar-benar sampai dan bermanfaat bagi negara.
Untuk itu banyak media bisa digunakan, diantaranya website pajak ataupun atm, asal setiap transaksi yang ada pajaknya diberi penomoran baik nomor transaksi maupun NPWP si wajib pajak. Bukti transaksi disimpan wajib pajak dan bisa dijadikan bukti sekiranya pajaknya tidak sampai setelah dicheck dalam jangka waktu tertentu.
Prinsip kerja LSS adalah melakukan analisa dan membuka setiap komponen logic untuk memancing letupan ide-ide dalam menemukan kondisi paling ideal saat itu dari satu target yang diinginkan.
Masih banyak lagi ide yang bisa dikembangkan dengan metoda LSS, yang jika direalisasikan memberi manfaat besar bagi negara; diantaranya teknik integrated control piping system sebagai salahsatu solusi alternatif untuk mengatasi kemacetan, dll.
Produk LSS yang paling luarbiasa impaknya adalah sistem Development Center yang membangun lingkungan memutar positif value added bangsa.
Tantangan pengembangan LSS adalah dalam membangun budaya masyarakat untuk lebih berorientasi pada analisis konseptual dalam mengantisispasi problem ekososbud jangka panjang, bukan sekedar sikap reaktif populis dalam mengatasinya. Dibutuhkan lingkungan yang lebih peduli pada value daripada simbol, dan fokus profit hanya dari value added manfaat serta lebih memprioritaskan manfaat jangka panjang daripada sekedar profit sesaat.
Metoda LSS membuka seluruh statement if dan then seolah tanpa batas seperti aliran air mengisi ke seluruh ruang, mengukur, mengendalikan, mengarahkan dan mengintegrasikan akan menjadi terobosan bagus dalam menciptakan good governance.
Terkadang seperti loncatan dan letupan, memberikan kejutan terobosan diberbagai bidang sehingga bisa bermanfaat dalam membangun kretifitas bangsa.
Suatu industri yang sudah dibangun pola pikir system thinking-nya akan memiliki pekerja yang cepat tanggap dan sensitif terhadap setiap masalah dan secara impulsif segera bereaksi menemukan solusi paling tepat, malah tanpa harus menggambarnya terlebih dahulu pada suatu kertas.
Bagaimana tanggapan anda?
(zbu 11/08/07)

Tidak ada komentar: