Selasa, 13 Januari 2009

Mengapa Sulit Mengimplementasikan Six Sigma dan Balance Scorecard?

1. Pertanyaan Emerald International Journal 2004: Mengapa sulit mengaitkan riset dengan relita yang ada di industri dan sebaliknya, mengapa sulit bagi industri memanfaatkan hasil riset para peneliti?
2. Sedikit perusahaan yang tidak masuk kategori poin 1 diatas, adalah yang membangun riset di perusahaan, seperti Samsung, GE, DEL, Fedex dll.
3. Buku-buku yang diterbitkan sangat sulit untuk dijadikan panduan dalam membangun wilayah strategic bagi perusahaan, seperti Six Sigma, Balance Scorecard, HRScorecard, dan Performance Scorecard. Padahal buku tersebut disusun berdasarkan realita yang ada di perusahaan yang sukses menerapkannya. Masalahnya bukan ketidak mampuan salah satu pihak, melainkan pada sudut pandang semata. Bahwa buku memaparkan sesuatu yang sudah disusun rapi, bukan menelaah proses ditail semenjak proses strategi yang tepat mulai diidentifikasi dengan berbagai treatment.
4. 3 poin diatas menjawab pertanyaan kecilnya presentase perusahaan yang berhasil menerapkan literatur dengan benar. Kalaupun ada, mungkin tidak berdampak sama dengan model yang dijadikan acuan.
5. Berdasar uraian diatas, maka cara bijak bagi perusahaan dalam mengacu pada literatur adalah:
a. membangun terlebih dahulu pola dasar perusahaan itu sendiri melalui alur logic proses yang terintegrasi.
b. Melakukan pendekatan terbalik terhadap literatur, artinya melangkah dalam varian yang berlawanan dari step yang diajarkan buku.
Rinciannya diterangkan dalam ilustrasi dibawah:

Ilustrasi Step awal menurut literatur memaparkan suatu bangunan yang sudah tertata rapi dan kuat (solid)dalam satu pola jasi, mengulas dengan alur yang terbalik dari realita penyusunan-nya.

Ilustrasi umum tatanan Company Operational Management justru sebaliknya masih acak dan tidak berpola. Sehingga sangat sulit mengikuti petunjuk literatur secara biasa, karena bentuknya yang tidak rigit dan membutuhkan penanganan komprehensif, sehingga sulit jika change process dimulai dari wilayah strategi.
Solusi diberikan LSS dengan langkah sbb (Teknik membangun HR Strategic Partner):
a. Membangun Development Karakter dengan bangunan knowledge reservoir
b. Mengidentifikasi proses dalam bentuk Workflow
c. Mengikat sistem dengan menyusun LSS per-function
d. Mengeratkan ikatan (solidify) dengan membangun integrasi jaring laba-laba.
e. Develop dan maintain dengan metoda statistik dan managemen strategic.
(zbu/02/2007)

Tidak ada komentar: